Kamis, 28 April 2011

Konsep CIDR

Konsep CIDR

Sebenarnya konsep CIDR sudah lama dikenalkan yaitu sejak tahun 1992 yang lalu oleh IEFT. karena saya adalah pendatang baru dalam masalah jaringan komputer, sudah sewajarnya saya baru memahaminya. Itupun sebab adanya tugas presentasi dari komunitas yang baru saya ikuti, hehe..
Tulisan ini bersumber dari penjelasan Pak Romi (http://romisatriawahono.net) tentang CIDR. Dengan berbagai pertimbangan dan alasan yang ga bisa saya tampilkan, angka-angka yang saya pilih dan penghitunganya adalah sama dengan yang ada di sumber. cuma ada beberapa pembahasan yang perlu di perjelas lagi.
Pak Romi bilang “pada hakekatnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berkisar di empat permasalahan yaitu : Jumlah Subnet, Jumlah Host per Subnet, Blok subnet, dan Alamat Host-Broadcast.”


Tidak semua subnet mask bisa dugunakan untuk melakukan subnetting. oleh sebab itu sebelum kita praktek penghitungan metode ini, kita harus tahu dulu Subnet Mask berapa sajakah yang bisa digunakan untuk melakukan subnetting, yaitu :

subnet mask yang bisa digunakan untuk melakukan subnetting pun berbeda-beda mengikuti kelas-kelasnya yaitu :
kelas C : /25 sampai /30 (/25, /26, /27, /28, /29, /30)
kelas B : /17 sampai /30 (/17, /18, /19, /20, /21, /22, /23, /24, /25, /26, /27, /28, /29, /30)
kelas A : sampai subnet mask dari /8 sampai /30 (/8,/9,/10,/11,/12,/13,/14,/15,/16,/17,/18,/19,/20,/21,/22,/23,/24,/25,/26,/27,/28,/29,/30)

Subnetting pada IP ADDRESS kelas C
subnet mask yang bisa digunakan untuk melakukan subnetting adalah /25 sampai /30
misal network address 192.168.1.0/26.
kita akan cari tahu Jumlah subnet, Jumlah Host per subnet, Blok subnet, dan alamat Host dan broadcast yang valid.
analisa-nya seperti ini:
192.168.1.0 adalah kelas C (karena oktet pertama dalam range 192-223)
/26=255.255.255.192= 11111111.11111111.11111111.11000000

karena kelas C, kita akan bermain di oktet terakhit.
Jumlah subnet = 2 pangkat x, (x adalah banyaknya binary 1 pada oktet terakhir subnet mask)
jadi jumlah subnet adalah 2 pangkat 2 = 4 subnet
Jumlah Host per subnet = 2 pangkat y dikurangi 2 (y adalah jumlah binary 0 pada oktet terakhir subnet mask)
jadi jumlah Host per subnet adalah 2 pangkat 6 dikurangi 2 = 62 Host
Blok subnet = 255 dikurangi angka desimal oktet terakhir subnet mask
blok subnet-nya = 256-192 = 64, 64+64 = 128, 128+64 = 192
jadi jumlah seluruh blok subnet = 0,64,128,192
blok subnet ke 1 = 192.168.1.0
blok subnet ke 2 = 192.168.1.64
blok subnet ke 3 = 192.168.1.128
blok subnet ke 4 = 192.168.1.192

Host dan broadcast yang valid sebagai berikut:
-host pertama adalah satu angka setelah subnet
-host terakhir adalah satu angka sebelum broadcast
-broadcast adalah satu angka sebelum subnet berikutnya
lebih jelasnya perhatikan tabel dibawah ini :

Subnetting pada IP ADDRESS kelas B
subnet mask yang bisa digunakan untuk melakukan subnetting adalah /17 sampai /30
penghitungan CIDR /17 sampai /24 berbeda dengan perhitungan CIDR /25 sampai /30
CIDR /17 sampai /24 perhitunganya sama persis dengan subnetting kelas C, cuma permainannya pada oktet ke 3.
sedangkan CIDR /25 sampai /30, blok subnet kita mainkankan di oktet ke 4 (seperti kelas C) namun setelah oktet ke 3 berjalan maju dari 0,1,2,3,4,5 dan seterusnya
kita coba menghitung 2 soal yang menggunakan CIDR /17 sampai /24 dan CIDR /25 sampai /30
misal 172.16.0.0/18 dan 172.16.0.0/25
Yang pertama 172.16.0.0/18
analisa-nya :
172.16.0.0 = kelas B (karena oktet pertama dalam range 128-191)
/18 = 255.255.192.0 = 11111111.11111111.11000000.00000000

CIDR /17 sampai /24 perhitunganya sama persis dengan subnetting kelas C, cuma permainannya pada oktet ke 3.
karena CIDR yang di pakai dalam range /17 sampai /24, blok subnet kita mainkan di oktet ke tiga
Jumlah subnet = 2 pangkat x, (x adalah banyaknya binary 1 pada 2 oktet terakhir subnet mask)
jadi jumlah subnet adalah 2 pangkat 2 = 4 subnet
Jumlah Host per subnet = 2 pangkat y dikurangi 2 (y adalah jumlah binary 0 pada 2 oktet terakhir subnet mask)
jadi jumlah Host per subnet adalah 2 pangkat 14 dikurangi 2 = 16.382 Host
Blok subnet = 255 dikurangi angka desimal oktet ke 3 subnet mask
blok subnet-nya = 256-192 = 64, 64+64 = 128, 128+64 = 192
jadi jumlah seluruh blok subnet = 0,64,128,192
blok subnet ke 1 = 172.16.0.0
blok subnet ke 2 = 172.16.0.64
blok subnet ke 3 = 172.16.0.128
blok subnet ke 4 = 172.16.0.192
Host dan broadcast yang valid sebagai berikut:
lebih jelasnya perhatikan tabel dibawah ini :
saya ingatkan sekali lagi, blok subnet kita mainkan di oktet ke 3
permainan host ID tetap di oktet terakhir

Contoh yang kedua 172.16.0.0/25
analisa-nya :
172.16.0.0 = kelas B (karena oktet pertama dalam range 128-191)
/25 = 255.255.255.128 = 11111111.11111111.11111111.10000000

Karena CIDR yang di pakai dalam range /25 sampai /30, blok subnet kita mainkan di oktet ke 2, namun setelah oktet ke tiga berjalan maju 1,2,3,4 dan seterusnya
Jumlah subnet = 2 ^ x, (x adalah banyaknya binary 1 pada dua oktet terakhir subnet mask)
jadi jumlah subnet adalah 2 pangkat 9 = 512 subnet
jadi jumlah Host per subnet adalah 2 pangkat 7 dikurangi 2 = 126 Host
Blok subnet = 255 dikurangi angka desimal oktet ke 3 subnet mask
jadi blok subnet-nya = 256-128 = 128
jadi jumlah seluruh blok subnet = 0,128 (namun setelah oktet ke tiga berjalan maju 0,1,2,3,4, sampai 255)
ok, kita majukan dulu oktet ketiga.
172.16.0.x
172.16.1.x
172.16.2.x
172.16.3.x
sampai…
172.16.255.x
setelah oktet ke 3 maju, sekarang kita masukkan blok subnet yaitu angka 0 dan 128.
172.16.0.0 dan 172.16.0.128
172.16.1.0 dan 172.16.1.128
172.16.2.0 dan 172.16.2.128
172.16.3.0 dan 172.16.3.128
172.16.255.0 dan 172.16.255.128
————– + —————— +
256 subnet dan 256 subnet ========= 512 subnet
List-nya seperti ini:
Blok Subnet ke 1 = 172.16.0.0
Blok Subnet ke 2 = 172.16.0.128
Blok Subnet ke 3 = 172.16.1.0
Blok Subnet ke 4 = 172.16.1.128
Blok Subnet ke 5 = 172.16.2.0
Blok Subnet ke 6 = 172.16.2.128
Blok Subnet ke 7 = 172.16.3.0
Blok Subnet ke 8 = 172.16.3.128
Sampai…
Blok Subnet ke 511 = 172.16.255.0
Blok Subnet ke 512 = 172.16.255.128
Host dan broadcast yang valid sebagai berikut:

Subnetting kelas A
Subnet mask yang bisa digunakan untuk melakukan subnetting pada kelas A adalah semua subnet mask mulai /8 sampai /30.
sebenarnya konsepnya sama dengan kelas C dan B. yang membedakan hanya di OKTET mana kita mainkan blok subnet.
kelas C di oktet ke 4 (terakhir)=kelas B di oktet ke 3 dan 4 (2 oktet terakhir)
kelas A di oktet ke 2,3 dan 4 (3 oktet terakhir)
misal 10.0.0.0/16
analisa-nya:
10.0.0.0
kelas A (karena oktet pertama dalam range 1-126)
/16 = 255.255.0.0 = 11111111.11111111.00000000.00000000

Jumlah subnet = 2 pangkat 8 = 256
Jumlah Host per subnet = 2 pangkat 16 dikurangi 2 = 65.534 host
blok subnet = 256 dikurangi 255 = 1
jadi keseluruhan blok-nya = 0,1,2,3,4 sampai 255
lebih jelasnya sebagai berikut:
Blok Subnet prtama = 10.0.0.0
Blok Subnet ke dua = 10.1.0.0
Blok Subnet ke tiga = 10.2.0.0
Blok Subnet kempat = 10.3.0.0
sampai…
Blok Subnet ke 254 = 10.254.0.0
Blok Subnet ke 256 = 10.255.0.0
alamat Host dan broadcase yang valid :

Rabu, 27 April 2011

Doa Untuk Memperoleh kemudahan Sakratul maut


Doa Untuk Memperoleh kemudahan Sakratul maut

Rasulullah saw bersabda:
“Barangsiapa yang membaca doa berikut (10 kali) setiap hari, Allah swt akan mengampuni baginya empat puluh ribu dosa besar, menjaganya dari keburukan kematian, siksa kubur, hari kiamat dan hari hisab, dan segala hal yang menakutkan; yakni Allah memudahkan seratus hal yang menakutkan saat kematian, Allah menjaganya dari kejahatan iblis dan pasukannya, menunaikan hutangnya, menghilangkan dukanya, dan membahagiakan deritanya.” 
Doanya sebagai berikut:

Bismillâhir Rahmânir Rahîm
Allâhumma shalli ‘alâ Muhammad wa âli Muhammad

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Rasulullah dan keluarganya

Aku persiapkan kalimat Lâiha illallâh untuk segala yang menakutkan 
masyâ Allâh untuk segala duka dan derita 
Alhamdulillâh untuk segala nikmat 
Asy-Syukru lillâh untuk segala kebahagiaan 
Subhanallâh segala yang menakjubkan 
Astaghfirullâh untuk segala dosa 
Innâlillâhi wa innâ ilayhi râji’ûn untuk segala musibah 
Hasbiyallâh untuk segala kesulitan 
Tawakkaltu ‘alallâh untuk setiap ketetapan dan takdir 
A’shamtu billâh untuk semua musuh 

Lâ hawala walâ quwwata illâ billâhil aliyyil ‘azhîm untuk segala ketaatan dan kemaksiatan. (Biharul Anwar 87: 5)

Rahasia Surat Al-ikhlas


Surat Al-Ikhlash dan Keutamaannya

 بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ‏
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ. اللَّهُ الصَّمَدُ. لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْ. وَلَمْ يَكُنْ لَّهُ كفُواً أَحَدٌ
Bismillâhir Rahmânir Rahîm
Qul huwallâhu ahad. Allâhushshamad. Lam yalid wa lam yûlad. Walam yakun lahu kufuwan ahad
 
Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia".
 
Keutamaan surat Al-Ikhlash
1. Rasulullah SAW bersabda: ...
”Barangsiapa yang membaca surat Al-Ikhlash tiga kali,  ia seperti membaca seluruh Al-Qur’an.”  (Tafsir Nur Ats-Tsaqalayn 5: 702). 

2. Rasulullah SAW bersabda: 
“Barangsiapa yang melewati kuburan dan membaca surat Al-Ikhlash sebelas kali, kemudian ia menghadiahkan pahalanya kepada penghuni kubur, Allah SWT memberikan pahala padanya sejumlah penghuni kubur.” (Tafsir Nur Ats-Tsaqalayn 5: 702).
3.Imam Ali bin Abi Thalib (sa) berkata:  
“Barangsiapa yang membaca surat Al-Ikhlash sebelas kali sesudah shalat Subuh, maka pada hari itu ia tidak akan ditakutkan oleh dosa walaupun setan berusaha keras untuk menggodanya.” (Mafatihul Jinan: 77).
4.Imam Ali bin Abi Thalib (sa) berkata: 
“Aku mimpi melihat Hidhir (as) pada malam besoknya perang Badar. Aku berkata padanya: ajarkan padaku sesuatu yang dapat menolongku dari musuh-musuhku. Hidhir (as) berkata: bacalah: Yâ Huwa yâ Man lâ huwa illâ Huwa. Pagi harinya aku ceritakan kepada Rasulullah SAW. Kemudian beliau bersabda: “Wahai Ali, engkau telah mengetahui Ismul A’zham (nama Allah yang paling agung).” 
Kemudian Ismul A’zham itu mengalir di lisanku pada hari perang Badar. Perawi hadis ini mengatakan:  Imam Ali (sa) membaca surat Al-Ikhlash kemudian membaca:

يَا هُوَ يَا مَنْ لاَ هُوَ اِلاَّ هُوَ، اِغْفِرْلِي وَانْصُرْنِي عَلَى الْكَافِرِيْنَ

Yâ Huwa yâ Man lâ huwa illâ Huwa, ighfirlî wanshurnî ‘alal kâfirîn.
Wahai Dia yang tiada dia kecuali Dia, ampuni aku dan tolonglah aku menghadapi orang-orang kafir. (Tafsir Nur Ats-Tsaqalayn 5: 700)
5. Imam Ja`far Ash-Shadiq (sa) berkata: 
Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka jangan tinggalkan membaca surat Al-Ikhlash sesudah shalat fardhu, karena orang yang membacanya Allah akan menggabungkan baginya kebaikan dunia dan akhirat, mengampuni dosanya dan dosa kedua orang tuanya serta dosa anaknya”. (Mafatihul Jinan 478)
6. Imam Musa Al-Kazhim (sa)1) berkata: 
“Sangatlah banyak keutamaan bagi anak kecil jika dibacakan padanya surat Al-Falaq (3 kali), surat An-Nas (3 kali), dan surat Al-Ikhlash (100 kali), jika tidak mampu (50 kali). Jika dengan bacaan itu ia ingin mendapat penjagaan, ia akan terjaga sampai hari wafatnya.” (Mafatihul Jinan:  479)
__________
1) Imam Musa Al-Kazhim (sa) adalah putera Ja’far Ash-Shadiq bin Muhammad Al-Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Al-Husein bin Fatimah puteri Rasulullah SAW.

Rahasia Surah Al-Qadar

Surat Al-Qadar dan Keutamaannya

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِى لَيْلَةِ الْقَدْر. وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ. لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْر. تَنَزَّلُ الْمَلَئِكَةُ وَ الرُّوْحُ فِيْهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِّنْ كُلِّ أَمْرٍ. سَلاَمٌ هِىَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ

Bismillâhir Rahmânir Rahîm
1) Innâ anzalnâhu fî laylatil qadr. 2) Wamâ adrâka mâ laylatul qadr. 3) Laylatul qadri khayrun min alfi syahr. 4) Tanazzalul malâ-ikatu war rûhu fîhâ bi-idzni rab-bihim min kulli amr. 5) Salâmun hiya hattâ mathla'il fajr.

1) Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur'an) pada malam Al-Qadar. 2) Dan tahukah kamu apakah malam Al-Qadar itu? 3) Malam Al-Qadar itu lebih baik dari seribu bulan. 4) Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. 5) Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.

Keutamaan surat Al-Qadar
1. Rasulullah SAW bersabda
: “Barangsiapa yang membaca surat Al-Qadar, pahalanya sama dengan orang yang berpuasa di bulan Ramadhan dan menghidupkan malam Al-Qadar.” (Tafsir Nur Ats-Tsaqalayn 5: 613).
2. Imam Muhammad Al-Baqir (sa) berkata:
“Tidak ada seorang pun hamba yang membaca surat Al-Qadar tujuh kali sesudah shalat Subuh, kecuali para malaikat ber-shalawat kepadanya 70 shalawat dan mencurahkan rahmat kepadanya 70 rahmat.” (Mafatihul Jinan: 79).
3. Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata: 
“Barangsiapa yang membaca surat Al-Qadar dalam shalat-shalat fardhunya, malaikat memanggilnya: Wahai hamba Allah, Allah telah mengampuni dosamu yang lalu, maka mulailah amalmu yang baru.” (Tafsir Ats-Tsaqalayn 5: 612).
4. Imam Ali Ar-Ridha (sa) berkata:
“Barangsiapa yang berziarah ke kubur saudaranya yang seiman, kemudian ia meletakkan tangannya pada kuburannya sambil membaca surat Al-Qadar (7 kali), Allah menjamin baginya keamanan dari ketakutan yang paling besar.” (Tafsir Ats-Tsaqalayn 5: 613).
5. Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) menasehati para sahabat dan pengikutnya: 
“Barangsiapa yang sakit, hendaknya ia mengambil bejana yang baru, kemudian diisi air oleh dirinya sendiri, lalu membacakan pada air itu surat Al-Qadar secara tartil sebanyak (30 kali), kemudian air itu diminum, dibuat wudhu’ dan diusapkan pada bagian yang sakit, jika airnya kurang bisa ditambahkan. Jika hal itu dilakukan, insya Allah dalam waktu tiga hari Allah akan menyembuhkannya dari penyakit itu.” 
 (Tafsir Ats-Tsaqalayn 5/613).

Minggu, 17 April 2011

penjelasan IP address dan Subnetting (Teori IV)

IP Address
IP Address adalah alamat yang diberikan ke jaringan dan peralatan jaringan yang menggunakan protokol TCP/IP. IP Address terdiri atas 32 bit (biary digit atau bilangan duaan) angka biner yang dibagi dalam 4 oket (byte) terdiri dari 8 bit. Setiap bit mempresentasikan bilangan desimal mulai dari 0 sampai 255.

Jenis-jenis IP Address terdiri dari :

1. IP Public 
Public bit tertinggi range address bit network address
kelas A 0 0 – 127* 8
kelas B 10 128 – 191 16
kelas C 110 192 – 223 24
kelas D 1110 224 – 239 28

2. Privat
IP Privat ini dapat digunakan dengan bebas tetapi tidak dikenal pada jaringan internet global. Karena itu biasa dipergunakan pada jaringan tertutup yang tidak terhubung ke internet, misalnya jaringan komputer ATM.
10.0.0.0 – 10.255.255.255
172.16.0.0 – 172.31.255.255
192.168.0.0 – 192.168.255.255
Kesimpulan
1.0.0.0 – 126.0.0.0 : Kelas A.
127.0.0.0 : Loopback network.
128.0.0.0 – 191.255.0.0 : Kelas B.
192.0.0.0 – 223.255.255.0 : Kelas C.
224.0.0.0 = 240.0.0.0 : Class E, reserved.

3. Ipv6
terdiri dari 16 oktet, contoh :
A524:72D3:2C80:DD02:0029:EC7A:002B:EA73

Subneting
Seorang Network Administrator sering kali membutuhkan pembagian network dari suatu IP Address yang telah diberikan oleh Internet Service Provider (ISP). Dikerenakan persedian IP Address pada saat ini sangat terbatas akibat menjamurnya situs-situs di internet. Cara untuk membagi network ini disebut dengan subneting dan hasil dari subneting disebut subnetwork. Langkah-langkah subneting adalah sbb :
contoh 2:
Suatu perusahaan mendapatkan IP adress dari suatu ISP 160.100.0.0/16, perusahan tersebut mempunyai 30 departemen secara keseluruhan, dan ingin semua departemen dapat akses ke internet. Tentukan network tiap departemen ?

Solusi ;
1. Tentukan berada dikelas mana ip tersebut ? B
2. Berapa jumlah network yang dibutuhkan ?
dengan rumus 2n > network yang dibutuhkan
25 > 30
3. Ubah menjadi biner
network-portion host-portion
10100000 01100100 00000000 00000000
11111111 11111111 00000000 00000000
4. Ambil bit host-portion sesuai dengan kebutuhkan network, sehingga
network-portion host-portion
10100000 01100100 _ _ _ _ _ 000 00000000
11111111 11111111 1 1 1 1 1 000 00000000
perhatikan oktet ketiga
_ _ _ _ _ 000
1 1 1 1 1 000

Cara 1

Dengan mengkombinasikan bit
00001 000 = 8
00010 000 = 16
00011 000 = 24
00100 000 = 32
00101 000 = 40
00110 000 = 48
……………
11111 000 = 248

Cara 2
Mengurangi subnet mask dgn bilangan 256
11111 000 = 248
256 – 248 = 8 maka subnetwork adalah kelipatan 8
No Depertemen Subnetwork (255.255.248.0)
1 Pertama 160.100.8.0
2 Kedua 160.100.16.0
3 Ketiga 160.100.24.0
4 Keempat 160.100.32.0
5 Kelima 160.100.40.0
6 Keenam 160.100.48.0
7 Ketujuh 160.100.56.0
.. ………….
30 Ketigapuluh 160.100.248.0
Maka
Network Broadcast Range-Hoat
160.100.8.0 160.100.15.255 160.100.8.1 – 160.100.15.254
160.100.16.0 160.100.23.255 160.100.16.1 – 160.100.23.254
160.100.24.0 160.100.31.255 160.100.24.1 – 160.100.31.254
160.100.32.0 160.100.39.255 160.100.32.1 – 160.100.39.254
160.100.40.0 160.100.47.255 160.100.40.1 – 160.100.47.254
160.100.48.0 160.100.55.255 160.100.48.1 – 160.100.55.254
160.100.56.0 160.100.63.255 160.100.56.1 – 160.100.63.254
160.100.64.0 160.100.71.255 160.100.64.1 – 160.100.71.254
160.100.72.0 160.100.79.255 160.100.72.1 – 160.100.79.254
…….. ………. ………….
160.100.248.0 160.100.255.255 160.100.248.1 – 160.100.255.254

VLSM (Variable Leght Subnet Mask)
Konsep subneting memang menjadi solusi dalam mengatasi jumlah pemakaian IP Address. Akan tetapi kalau diperhatikan maka akan banyak subnet. Penjelasan lebih detail pada contoh :
contoh 2:
Pada suatu perusahaan yang mempunyai 6 departemen ingin membagi networknya, antara lain :
1. Departemen A = 100 host
2. Departemen B = 57 host
3. Departemen C = 325 host
4. Departemen D = 9 host
5. Departemen E = 500 host
6. Departemen F = 25 host
IP Address yang diberikan dari ISP adalah 160.100.0.0/16
Apabila kita menggunakan subneting biasa maka akan mudah di dapatkan akan tetapi hasil dari subneting (seperti contoh 1) tersebut akan terbuang sia-sia karena hasil dari subneting terlalu banyak daripada jumlah host yang dibutuhkan. Maka diperlukan perhitingan VLSM yaitu :
1. Urut kebutuhan host yang diperlukan
1. Departemen E = 500 host
2. Departemen C = 325 host
3. Departemen A = 100 host
4. Departemen B = 57 host
5. Departemen F = 25 host
6. Departemen D = 9 host
2. Ubah menjadi biner
network-portion host-portion
10100000 01100100 00000000 00000000
11111111 11111111 00000000 00000000
Jika pada subneting dimabil dari network maka pada VLSM diambil pada dari host
l Untuk 500 host
network-portion host-portion
10100000 01100100 00000000 00000000
11111111 11111111 00000000 00000000
Untuk 500 host dimabil 9 bit dari host-portion karena
2n-2 > jumlah host
Hasilnya 160.100.0.0/23
Network Broadcast Range-Hoat
160.100.0.0/23 160.100.0.255 160.100.0.1 – 160.100.1.254
160.100.2.0/23 160.100.2.255 160.100.2.1 – 160.100.3.254
160.100.4.0/23 160.100.4.255 160.100.4.1 – 160.100.5.254
160.100.6.0/23 160.100.6.255 160.100.6.1 – 160.100.7.254
160.100.8.0/23 160.100.8.255 160.100.8.1 – 160.100.9.254
…….. ………. ………….
160.100.254.0/23 160.100.254.255 160.100.254.1 – 160.100.255.254
l Untuk 325 host kita masih dapat menggunakan subnet dari 500 host karena masih dalam arena 29 dan pilihlah subnet yang belum digunakan.
l Untuk 100 host menggunakan 28 > 100 dan ambil salah satu dari subnet sebelumnya yang belum terpakai.
misal 160.100.2.0/24
network-portion host-portion
10100000 01100100 00000010 00000000
11111111 11111111 00000010 00000000
maka
Network Broadcast Range-Hoat
160.100.2.0/24 160.100.2.255 160.100.2.1 – 160.100.2.254
160.100.3.0/24 160.100.3.255 160.100.3.1 – 160.100.3.254
l Untuk 57 host menggunakan 26 >57 dan ambil salah satu dari subnet sebelumnya yang belum terpakai.
misal 160.100.3.0/24
network-portion host-portion
10100000 01100100 00000010 00000000
11111111 11111111 00000011 00000000
maka
Network Broadcast Range-Hoat
160.100.3.0/26 160.100.3.91 160.100.3.1 – 160.100.3.90
160.100.3.64/26 160.100.3.63 160.100.3.65 – 160.100.3.126
160.100.3.128/26 160.100.3.127 160.100.3.129 – 160.100.3.190
160.100.3.192/26 160.100.3.191 160.100.3.193 – 160.100.3.254
l Untuk 25 host menggunakan 25 > 25 dan ambil salah satu dari subnet sebelumnya yang belum terpakai.
misal 160.100.3.192/25
network-portion host-portion
10100000 01100100 00000010 00000000
11111111 11111111 00000011 00000000
maka
Network Broadcast Range-Hoat
160.100.3.192/27 160.100.3.223 160.100.3.193 – 160.100.3.222
160.100.3.224/27 160.100.3.255 160.100.3.225 – 160.100.3.254
l Untuk 9 host menggunakan 24 > 16 dan ambil salah satu dari subnet sebelumnya yang belum terpakai.
misal 160.100.3.224/25
network-portion host-portion
10100000 01100100 00000010 00000000
11111111 11111111 00000011 00000000
maka
Network Broadcast Range-Hoat
160.100.3.224/28 160.100.3.239 160.100.3.225 – 160.100.3.227
160.100.3.240/28 160.100.3.255 160.100.3.241 – 160.100.3.254

Rabu, 13 April 2011

Penjelasan &Setting WDS

Pengertain WDS :

Wireless Distribution System (WDS) Memungkinkan Interconnection Beberapa Access Point Dalam Suatu Environment Wireless Network
Dengan Wireless Distribution System (WDS) memungkinkan jaringan wireless dikembangkan menggunakan beberapa access point tanpa harus memerlukan backbone kabel jaringan untuk menghubungkan mereka, seperti cara tradisional. Keuntungan yang bisa kelihatan dari Wireless Distribution Systemdibanding solusi lainnya adalah bahwa dengan Wireless Distribution System, header MAC address dari paket traffic tidak berubah antar link access point. tidak seperti pada proses encapsulation misalnya pada komunikasi antar router yang selalu menggunakan MAC address pada hop berikutnya.
Suatu access point bisa menjadi sebuah station utama, relay, atau remote base station. Suatu base station utama pada umumnya dihubungkan dengan system Ethernet. Base station relay merelay station-2 kepada base station utama atau relay station lainnya. Remote base station menerima koneksi dari clients wireless dan melewatkannya ke main station atau ke relay station juga. Koneksi antar clients menggunakan MAC address dibanding memberikan spesifikasi IP address.
Semua base station dalam Wireless Distribution System (WDS) harus dikonfigure menggunakan channel radio yang sama, methoda inkripsi (tanpa inkripsi, WEP, atau WAP) dan juga kunci inkripsi yang sama. Mereka bisa dikonfigure dengan menggunakan SSID (service set identifiers) yang berbeda sebagai identitas. Wireless Distribution System (WDS) juga mengharuskan setiap base station untuk bisa melewatkan kepada lainnya didalam system.
Wireless Distribution System (WDS) bisa juga direferensikan sebagai mode repeater karena dia bisa tampak sebagai Bridge dan juga menerima wireless clients pada saat bersamaan (tidak seperti system bridge tradisional). Tetapi perlu juga diperhatikan bahwa throughput dalam metoda ini adalah menjadi setengahnya untuk semua clients yang terhubung secara wireless.
Wireless Distribution System (WDS) bisa digunakan dalam dua jenis mode konekstivitas antar Access point
  • Wireless Bridging dimana komunikasi access points Wireless Distribution System hanya satu dengan lainnya (antar AP) dan tidak membolehkan wireless clients lainnya atau Station(STA) untuk mengaksesnya.
  • Wireless repeater dimana access point berkomunikasi satu sama lain dan juga dengan wireless Station (STA)
Ada dua kerugian dalam system Wireless Distribution System (WDS) ini:
  • Troughput efektif maksimum adalah terbagi dua setelah transmisi pertama (hop) dibuat. Misalkan, dalam kasus dua router dihubungkan system Wireless Distribution System (WDS), dan komunikasi terjadi antara satu komputer yang terhubung ke router A dengan sebuah laptop yang terhubung secara wireless dengan salah satu access point di router B, maka troughputnya adalah separuhnya, karena router B harus re-transmit informasi selama komunikasi antara dua belah sisi. Akan tetapi jika sebuah komputer dikoneksikan ke router A dan notebook di koneksi kan ke router B (tanpa melalui koneksi wireless), maka troughput tidak terbelah dua karena tidak ada re-transmit informasi.
Kunci inkripsi yang secara dinamis di berikan dan dirotasi biasanya tidak disupport dalam koneksi Wireless Distribution System (WDS). Ini berarti dynamic inkripsi WPA (Wi-Fi Protected Access) dan technology dynamic key lainnya dalam banyak kasus tidak dapat digunakan, walaupun WPA menggunakan pre-shared key adalah memungkinkan. Hal ini dikarenakan kurangnya standarisasi dalam issue ini, yang mungkin saja di selesaikan dengan standard 802.11s mendatang. Sebagai akibatnya cukuplah kunci static WEP dan WPA yang bisa digunakan dalam koneksi Wireless Distribution System, termasuk segala station yang difungsikan sebagai access point WDS repeater. Akan tetapi sekarang ini sudah banyak vendor yang telah engadopsi standard 802.11i dalam produk access point mereka sehingga WPA / WPA2 adalah standard keamanan koneksi mereka (setidaknya yang mereka claim).
Gambar dibawa ini adalah access point yang dihubungkan dengan WDS Link point-to-point.
WDS point to point
Dengan Wireless Distribution System, anda bisa membangun infrastrucktur wireless tanpa harus membangun backbone kabel jaringan sebagai interkoneksi antar bridge. Wireless Distribution System fitur memungkinkan kita membuat jaringan-2 wireless yang besar dengan cara membuat link beberapa wireless access point dengan WDS Links. Wireless Distribution System normalnya digunakan untuk membangun jaringan yang besar dimana menarik kabel jaringan adalah tidak memungkinkan, alias mahal, terbatas, atau secara fisik tidak memungkinkan untuk ditarik.
WDS point to multi-point bridge
Gambar diatas ini adalah contoh konfigurasi WDS Link yang menghubungkan Point to multi point WDS Link. Sementara gambar dibawah berikut ini menggambarkan contoh diagram WDS Link yang berfungsi sebagai WDS Repeater.
WDS Repeater
Wireless Bridge dan Wireless Repeater
Pada diagram tiga gambar diatas, WDS dapat di bangun dalam beberapa konfigurasi, point-to-point; point-to-multipoint; dan WDS repeater.
Wireless Bridge
Wireless Distribution System yangditunjukkan pada gambar dibawah ini sering disebut sebagai konfigurasi “wireless bridge”, karena terjadi koneksi dua jaringan LAN pada layer data link. Access point bertindak sebagai standard bridge yang melewatkan traffic antar WDS Link (link yang menghubungkan ke access point / bridge lainnya) dan sebuah Ethernet port. Sebagai standard bridge, access point mempelajari MAC address sampai 64 wireless dan atau total 128 piranti wireless dan wired, yang dikoneksikan ke masing-2 port Ethernet untuk membatasi jumlah data yang dilewatkan. Hanya data yang ditujukan kepada station yang diketahui berada pada peer Ethernet link, data multicast atau data dengan tujuan yang tidak diketahui yang perlu dilewatkan ke peer access point melalui WDS link.
WDS Link concept
Misalnya jika sebuat frame Ethernet 802.3 dikirim dari wired station 1 (Sta 1) menuju ke Sta3 pada gambar, penterjemahan frame diperlukan sementara frame dilewatkan melalui WDS link antar AP1 dan AP2. Saat AP1 menerima frame, frame diterjemahkan kepada standard 802.11 dengan format frame 4 address sebelum dikirim melalui WDS frame. Pada format frame 4 address
  • MAC address dari Sta1,
  • MAC address dari AP1,
  • MAC address dari AP2,
  • dan MAC address dari Sta3
semua dimasukkan dalam header frame 802.11, dan frame data adalah sama seperti frame Ethernet aslinya. Berdasarkan format empat address frame tersebut, AP2 akan me-rekonstruksi kembali Ethernet frame 802.3 jika frame dilewatkan kepada LAN2. Jika AP-2 tersebut dikonfigure dengan algoritma security, AP1 atau AP2 akan melakukan inkripsi (dekripsi) format frame empat address ini sebelum melewatkan frame.
Dilihat dari Sta3, fungsi bridging adalah transparent; yaitu frame yang diterima adalah sama seolah Sta1 dan Sta3 berada pada segment LAN yang sama.
WDS repeater in 3 adressing format
Wireless Repeater
Pada gambar diatas ini, AP2 digunakan untuk memperluas jaringan / jangkauan infrastructure wireless dengan jalan melewatkan traffic antara station wireless dan AP yang terhubung secara kabel dengan jaringan local. Catatan bahwa traffic Ethernet tidak di forward dengan cara demikian. Traffic antara Sta3 dan Sta4 tidak di forward melalui WDS link, begitu juga Sta5 dan Sta6. Dengan mode wireless bridge, Access point yang dioperasikan dalam mode repeater perlu menterjemahkan frame kedalam format frame yang lain saat forward frame antara koneksi wireless dan WDS link, format frame 3-address 802.11 digunakan pada wireless yang terhubung dengan wireless stations, sementara untuk koneksi WDS link dengan access point yang lain menggunakan format 4-address 802.3 frame. Encryption / decryption juga dilaksanakan jika AP di configure dengan keamanan.
Hampir dalam suatu infrastruktur jaringan windows 2003 misalnya, tidak jarang peluasan jaringan dilakukan dengan menggunakan wireless access point yang di configure dengan menggunakan technology WDS ini. Akan tetapi tidak semua piranti access point mempunyai kemampuan WDS ini. AKan tetapi banyak juga wireless access point yang sudah dilengkapi dengan WDS ini misal atau TPL WL TL-WA901ND 300Mbps AP
Check Wireless USB .. perbandingan beberapa wireless -N USB adapter

ini adalah pengalaman saya dalam instalasi wireless di sebuah hotel. Jadi letak AP ada di atap, dimana ketika akan di lakukan penarikan kabel ternyata jalur kabel sudah ditutup. Karena tidak mungkin dilakukan penarikan kabel maka WDS adalah solusinya.

Jadi konsep WDS secara gampang adalah wireless B menjadi jalan dari C agar bisa sampai ke router A.
Baiklah sekarang mulai instalasi. Dalam hal ini saya menggunakan AP Linksys WRT54GL. Linksys tidak support WDS, oleh sebab itu kita harus upgrade dulu ke Tomato. Sebelumnya anda download dulu softwarenya disini:
Download Firmware Tomato
Jika sudah ekstrak file tersebut. File yang digunakan adalah WRT54GL_WRT54GL
Langkah Instalasi:
1. Buka AP wireless B & C melalui web browser
2. Untuk upgrade ke Tomato. Pilih menu Administration -> Firmware Upgrade. Kemudian masukan file WRT54GL_WRT54GL yang telah diextrak tadi

3. Jika berhasil maka AP akan reboot dan berikut tampilan barunya:

4. Sekarang mulai setting. Pertama lihat di menu status.  Catat MAC Address di wireless, karena MAC inilah yang diperlukan untuk konek WDS dengan AP lain.

5. Setting saja dulu settingan dasar seperti IP, netmask, dll, di menu Basic -> Network


6. Inilah setting WDS nya. Sederhana sih. Cukup ganti Wireless mode jadi Access Point + WDS, ganti Chanel dengan frequency yang bagus, dan jangan lupa masukan MAC Address AP lawan yang di WDS. Berikut penjelasannya:


7. Lakukan langkah yang sama di AP satunya.
8. Jika sudah berhasil harusnya sudah bisa saling ping. Untuk mengetesnya silahkan masuk menu Tool -> Ping, masukan ip AP lawan yang di WDS

9. WDS sudah bisa digunakan

10. Ada kalanya ping masih tetap buruk. Jika terjadi hal seperti itu langkah pertama adalah mencoba mengganti frequency sampai mendapat yang paling bagus. Namun jika sudah mentok masih tetap saja kurang bagus solusi nya adalah mencoba ganti Transmit Power. Namun cara ini tidak dianjurkan karena kurang bagus untuk ketahanan AP. Untuk menggantinya masuk menu Advanced -> Wireless, ganti transmit power nya


Senin, 11 April 2011

definisi secara teknologi dan contoh dari IEEE (802,3 802.5 802.11)

 IEEE 802.3/Ethernet
Metoda akses: CSMA/CD
Maksimum waktu akses tdk terbatas
Spesifikasi media fisik
10Base5 (thick Ethernet)
Bus, thick coaxial, 10 Mbps, segmen 500m
10Base2 (Thin Ethernet)
Bus, thin coaxial, 10 Mbps, segmen 200m
10BaseT
Star (hub), twisted pair (UTP, STP), 10 Mbps, segmen 100m
10BaseF
Star (hub), fiber optic, 10 Mbps, segmen 2000 m
100BaseT
Star (hub), twisted pair (UTP, STP), 100 Mbps, segmen 100 m
100BaseF
Star (hub), fiber optic, 100 Mbps, segmen 2000m
Tidak ada prioritas

 





Menaikkan Laju Data

10 Mb/s à 100 Mb/s à 1 Gb/s à 10 Gb/s 


Problem: tf > 2tprop
Mis. CSMA/CD pd 100Mb/s pd kabel 1500m:

  tprop_max = l/c = 1500/2,5 x 108 = 6 ms
  tf > 2tprop à tf > 12 ms
  \ Ukuran paket ≥ (12 ms) x 100 Mb/s = 1200 bit 

Utk mengatasi dua teknik digunakan:
Panjang kabel dibatasi 100m:
Gunakan Ethernet Switching untuk mengatasi collision
 











IEEE 802.5 Token Ring 


Setiap station hanya diijinkan memegang token selama selang waktu yg terbatas THT (Token Holding Time)
Maksimum waktu akses terbatas
Ada prioritas
Media transmisi: coaxial cable, twisted pair, fiber optic
Line Coding: Manchester encoding

802.5 MAC Sublayer Protocol 


Format Frame
Star/End Delimiter (SD/ED) : Spt pd Token
Access Control (AC) : Spt pd Token kecuali T = 1
Frame Control (FC)
TT : Tipe frame
ZZZZZZ : Tipe frame MAC
Format Status (FS)
A,A : Bit duplikat indikasi address dikenali
C,C : Bit duplikat indikasi frame di-copy
X : Reserve bit

A = 0 & C = 0 : Tujuan tdk ada atau power off
A = 1 & C = 0 : Tujuan ada tetapi frame tdk diterima
A = 1 & C = 1 : Tujuan ada dan frame di-copy

  

Pengertian IEEE 802.11n
IEEE 802.11n-2009 adalah sebuah perubahan standar jaringan  nirkabel  802,11-2.007 IEEE untuk meningkatkan throughput lebih dari standar sebelumnya, seperti 802.11b dan 802.11g, dengan peningkatan data rate maksimum dalam  lapisan fisik OSI (PHY) dari 54 Mbit/s ke maksimum 600 Mbit/s dengan menggunakan empat ruang aliran di lebar saluran 40 MHz. Sejak 2007, Wi-Fi Alliance telah memberikan sertifikat interoperabilitas produk “draft-N” berdasarkan pada draft 2.0 dari spesifikasi IEEE 802.11n. Aliansi telah meningkatkan perangkat ini dengan tes kompatibilitas untuk beberapa perangkat tambahan yang diselesaikan setelah Draft  2.0 . Lebih jauh lagi, telah ditegaskan bahwa semua produk bersertifikat draft-n tetap kompatibel dengan produk-produk standar akhir.

2.  Deskripsi IEEE 802.11n

IEEE 802.11n didasarkan pada standar 802,11 sebelumnya dengan menambahkan multiple-input multiple-output (MIMO) dan 40 MHz ke lapisan saluran fisik (PHY), dan frame agregasi ke MAC layer. MIMO adalah teknologi yang menggunakan beberapa antena untuk menyelesaikan informasi lebih lanjut secara koheren dari pada menggunakan satu antena. Dua manfaat penting MIMO adalah menyediakan keragaman antenna dan spasial multiplexing untuk 802.11n.

Kemampuan lain teknologi MIMO adalah menyediakan Spatial Division Multiplexing (SDM). SDM secara spasial multiplexes beberapa stream data independen, ditransfer secara serentak dalam satu saluran spektral bandwidth. MIMO SDM dapat meningkatkan throughput data seperti jumlah dari pemecahan stream data spatial yang ditingkatkan. Setiap aliran spasial membutuhkan antena yang terpisah baik pada pemancar dan penerima. Di  samping itu, teknologi MIMO memerlukan rantai frekuensi radio yang terpisah dan analog-ke-digital converter untuk masing-masing antena MIMO yang merubah biaya pelaksanaan menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan sistem non-MIMO.  Saluran 40 MHz adalah fitur lain  yang dimasukkan ke dalam 802.11n yang menggandakan lebar saluran dari 20 MHz di 802.11 PHY sebelumnya untuk mengirimkan data. Hal ini memungkinkan untuk penggandaan kecepatan data PHY melebihi satu saluran 20 MHz. Hal ini dapat diaktifkan di 5 GHz mode, atau dalam 2,4 GHz jika ada pengetahuan yang tidak akan mengganggu beberapa 802.11 lainnya atau sistem non-802.11 (seperti Bluetooth) menggunakan frekuensi yang sama.  Arsitektur coupling MIMO dengan saluran bandwidth yang lebih luas menawarkan peningkatan fisik  transfer rate melebihi 802.11a (5 GHz) dan 802.11g (2,4 GHz).
 







 

Rabu, 06 April 2011

Menghubungkan Antar Access Point (Praktikum 4)

I. Alat dan Bahan
1.Wireless AcessPoint 3 buah
2.Switch 1 buah
3.Laptop 3 buah
4.Kabel Power Access Point
5.Kabel Jaringan Straight
6.Antena

II.Langkah Percobaan

1. Ketikkan IP address default access point pada laptop anda seperti dibawah ini:
2. Masukkan password admin lalu OK.(Pasword =admin)


3.Klik run Wizard

4.masukkan password yang di inginkan lalu klik Next

5.Ketik SSID yang diingikan dan pilih channel klik Next

6.Pilih security level WEP klik Next

7. Tulis Password anda yang tadi pada kolom frist key. Klik Next

8. Tunggu Restart selesai

9. Atur DHCP sever.Ubah IP Assigment.Range


10.Gateway. Lalu klik Apply lalu Ping computer lain yang terhubung dengan access point lain pada switch yang sama.